Langsung ke konten utama

Para Pebalap Muda Berbakat Calon Juara (Bagian 5)

Udah cukup lama juga ya gua ngga eksis di blog ini dan sekarang gua mau terusin daftar para pebalap muda berbakat calon juara di masa depan yang udah masuk seri ke-5 ini. Langsung aja ya bro/sis...


Jorge Martin 

Gua mulai daftar ini dari ajang balap motor, dan Jorge Martin gua sebut sebagai calon pebalap top di masa depan. Pebalap ini pertama kali mencuat atau curi perhatian di skala global saat jadi juara ajang Red Bull Rookies Cup 2014. Tanpa ragu bos tim Aspar (atau yang sekarang disebut tim Angel Nieto) Jorge Martinez langsung rekrut anak muda asal Spanyol ini di taun 2015. Penampilannya cukup konsisten selama 2 musim bergabung di tim itu dan barulah perubahan besar dalam karirnya datang saat dia pindah ke Gresini Moto3. 




Untuk taun 2018, pebalap kelahiran ibukota Spanyol, Madrid, ini bersaing ketat dengan Marco Bezzecchi dari tim Pruestel GP buat raih gelar juara dunia Moto3. Masa depan Jorge juga diramal bagus karena dia juga siap dikontrak tim unggulan Red Bull KTM Ajo untuk Moto2 musim depan. 


ONCU BERSAUDARA (Can & Deniz) 


Jarang sekali kita jumpai pasangan kembar di dunia balap apalagi di ajang balap motor seperti motoGP. Untuk yang mau gua ceritain ini, mereka bukan cuma kembar, tapi punya bakat besar sejak usia dini dan siap meramaikan kejuaraan motor dunia.

Aksi Can Oncu di CEV
Deniz dan Can cuma beda beberapa menit kelahirannya (dalam hal ini Can adalah kakaknya) dan mereka punya hobi dan cita-cita yang sama; balapan dan jadi pebalap top dunia. Keduanya pernah tampil di Asia Talent Cup selama dan Deniz jadi juara di musim 2017, sedangkan Can ada di peringkat 3. Selain di Asia, mereka juga coba tantangan yang lebih tinggi dan lebih global, yaitu Red Bull Rookies Cup. Di taun pertamanya mereka berdua raih peringkat 3 (Can) dan 4 (Deniz), tapi Can-lah yang berhasil jadi juara di musim 2018, itupun lagi-lagi ditempel Deniz di peringkat 2. Kompak banget ya mereka hebatnya, jangan jangan nanti kalo mereka udah sampai di level tertinggi dan satu tim mereka bakal jadi duet berbahaya.
Deniz saat menang di RB Rookies 2017 Sachsenring
Bakat luar biasa sepasang kembar asal Alanya, Turki ini nggak luput dari pantauan Aki Ajo, manajer tim Red Bull KTM Ajo Moto3, yang bakal andalkan Can di timnya buat Moto3 2019.

George Russell



Britania Raya seakan nggak pernah keabisan stok pebalap top dunia macem Lewis Hamilton, Jenson Button, dan lainnya termasuk mereka-mereka yang masih muda. Dari ajang F2 muncul satu nama yang diperhitungkan bisa meraih sukses besar di masa depan. Pebalap itu namanya George Russell.

George lahir di Norfolk, Inggris pada tahun 1998 dan mulai balap dari usia 8 tahun di ajang karting. Kenyang balapan di level tersebut dengan raihan trofi juara yang bejibun, dia maju ke level formula single-seater taun 2014 di F4 BRDC Inggris. Nggak butuh waktu lama buat George raih kesuksesan, karena dia langsung juara dan promosi ke Formula 3 Eropa di tahun 2015. Selama dua taun tampil di kejuaraan itu George raih peringkat akhir 6 dan 3, dan pindah ke GP3 di taun 2017.
 


Memang udah bakatnya yang luar biasa, George jadi juara GP3 di musim pertamanya. Tahun 2018 aja George bersaing ketat sama Lando Norris buat raih gelar jawara F2 yang setingkat di bawah F1. Tim Williams F1 pun udah pastiin anak Norfolk ini bakal jajal F1 2019 gantiin Lance Stroll yang hampir pasti hijrah ke Force India. 

Felipe Drugovich


Setelah era pebalap F1 Brasil di tangan Felipe Massa, Lucas di Grassi, dan Felipe Nasr berakhir, praktis belum ada lagi penerus perwakilan negara Samba di F1. Ini catatan yang kurang mengenakkan karena sejak 1970an sampe 2017 selalu ada perwakilan dari Brasil di F1. Trus siapa dong calon atau penerus mereka? Felipe Drugovich mungkin salah satunya.

Felipe di ajang F3 Euroformula
Joki kelahiran Maringa, Parana, Brasil 18 tahun lalu ini cukup impresif penampilannya di ajang F4 dan sekelasnya. Pertama muncul di F4 Jerman 2016, dia raih peringkat 12 dengan rincian 1x podium dan di musim selanjutnya gondol 7 kemenangan untuk naik ke peringkat 3. Selain itu, dia juga pernah tampil di MRF Challenge Formula 2000 dan lulus sebagai juara musim 2017-18 setelah bersaing ketat dengan pebalap Indonesia Presley Martono. Karir pebalap Brasil ini dilanjutin di Eropa, kali ini Euroformula Championship sama F3 Spanyol yang jadi sasaran. Felipe bisa rengkuh gelar juara lewat catatan hebat 14x menang di Euroformula dan 16 podium. Keren, kan?

Dengan usianya yang masih muda, dan karir yang sangat lancar bahkan sukses bukan nggak mungkin dalam beberapa tahun ke depan kita bisa liat ada lagi pebalap F1 Brasil dalam diri Felipe Drugovich.

 


sumber gambar : 
https://www.speedcafe.com/2017/10/21/martin-snares-eighth-moto3-pole-2017/
https://motorbugs.com/jorge-martin-del-conca-gresini-moto3-comes-out-top-at-cota/
https://beritabalap.com/lebih-dekat-si-kembar-oncu-masih-15-tahun-tapi-jawara-atc-direkrut-aki-ajo-moto3-junior/
http://www.roadracingworld.com/news/red-bull-motogp-rookies-cup-deniz-oncu-wins-race-one-in-the-wet-at-sachsenring/

https://www.skysports.com/f1/news/12433/11281300/mclaren-junior-lando-norris-tops-f2-testing-at-paul-ricard
http://f1i.com/news/290337-mercedes-junior-george-russell-moves-up-to-f2-with-art.html
http://www.snaplap.net/driver/felipe-drugovich/
http://www.formulascout.com/felipe-drugovich-wins-spanish-f3-title-with-victory-at-barcelona/45907

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOBIL BALAP TERHEBAT SEPANJANG MASA: Bagian 1

Porsche 917/30 “Can-Am Killer”   Ini mobil yang paling ‘gokil’ ceritanya. Banyak ahli dan pengamat dunia balap bilang mobil racikan Porsche-Audi ini sebagai mobil paling hebat yg pernah ada dalam sejarah balapan dunia. Anggapan ini nggak ada bohongnya sama sekali. Di taun 1972 Porsche ikut ajang balap Can-Am Series karena taun sebelumnya udah ada perubahan regulasi di Le Mans. Porsche 917 yang begitu hebat akhirnya dipertarungkan di ajang Can-Am. Performa mobil ini sangat gila; mesin twin-turbo 12 silindernya bisa sampe 1580 dk! Angka itu di capai di sesi kualifikasi aja karena di sesi balapan para mekanik nurunin tenanganya sampe 1100 dk. Akselerasinya juga secepat kilat; 0-100kmj dalam 1,9 detik, 0-200mpj (10,9 detik). Topspeed- nya ditaksir sampe 420kmj! Bahkan buat standar sekarang performa macem gitu nggak bisa ditandingi WEC, IndyCar, MotoGP, bahkan F1 sekalipun. Dikendarai Mark Donohue di balapan Bisa ditebak apa yg terjadi kemudian begitu Por...

Pebalap MotoGP yang Pernah Sukses Besar Di Usia Muda

Ketemu lagi sama Batheki di entri yang baru ini. Kita cari tau siapa aja pebalap MotoGP yang raih kesuksesan besar di usia 20 taun. Ini diitung juga dari jaman GP125cc dan GP250cc. Manuel Poggiali Pebalap asal San Marino yang kini udah berusia 33 taun mulai ikut seri balap motor dunia di taun 1999 dengan motor aprilia. Dua taun kemudian, di umur 18 taun, dia berhasil jadi juara dunia GP125cc bersama tim Gilera. Taun 2003 Manuel naik ke kelas GP250cc, direkrut tim aprilia. Penampilannya luar biasa; langsung bawa pulang gelar Juara Dunia GP250cc di musim pertamanya. Sebelumnya ada Tetsuya Harada yang jadi Juara Dunia di kesempatan pertamanya di taun 1993. juara musim 2003 Sayangnya cuma sampe situ aja kemampuan primanya keluar. Taun 2004 dia cuma 3x naik podium, bahkan sempet turun kelas ke GP125cc di taun 2005. Doi pernah banting stang jadi pemain futsal dan masuk timnas San Marino di 2011. Manuel akhirnya balik lagi ke dunia balap di taun 2013-14, ikut ajang...

TRAGEDI IMOLA 1994

poster GP Imola 1994 Jumat, 29 April 1994 Autodromo Enzo e Dino Ferrari (Imola) Imola, Emilia-Romagna, Italia Pebalap bernomor start 14 itu melaju kencang dengan mobil Jordan-Hart-nya. Memasuki tikungan Variante Bassa dia terlalu cepat dan saat menginjak kerb, mobilnya terbang! Mobil Jordan itu terhempas ke tembok ban dan hancur. Beberapa kali mobil itu terguling-guling, sedangkan pebalapnya masih ada di dalamnya. Mobil naas itu berhenti, mendarat terbalik dan pebalapnya masih terjebak di dalamnya. Para petugas medis bergegas menyelamatkan pebalap no. 14 itu dan tak lama ia dibawa ke klinik sirkuit. Kemudian helikopter datang. Sang pebalap dirujuk ke rumah sakit Maggiore di Bologna lewat jalur udara. Itu kejadian yang menimpa Rubens Barrichello, pebalap Brasil yang lolos dari maut di Jumat pada sesi kualifikasi GP San Marino 1994. Rubinho, panggian akrabnya, menderita patah tulang hidung dan lengannya digips. Dia merasa beruntung masih bisa hidup setelah kecelakaan ...