inforgrafis biaya balap menuju F1 |
Untuk bisa masuk F1, seorang pebalap harus punya Superlicence yang dikeluarin FIA (Federation Internationale d’Automobile, atau Federasi Otomotif Intermasional). Itu bisa diraih pebalap yang berhasil ngumpulin 40 poin Superlicence dalam karirnya. Selanjutnya gua bakal jelasin cara-cara ngumpulin poinnya.
1. Karting
Hampir semua pebalap mobil mulai belajar balap dari usia dini, misal 4-6 taun. Pastinya mereka nggak langsung dilatih kayak anak yang udah gede, tapi lebih dulu belajar pake mobil kart khusus anak. Tahap pengenalan sama belajar ini bisa makan waktu cukup lama sebelum seorang anak bisa ikut ajang balap pertamanya. Kayaknya di setiap negara ada aja kejuaraan karting dan di Indonesia pun ada.
Di umur 12-14 taunan pebalap yang udah oke di level nasional bisa ikut ajang antar negara atau yang level benua. Persaingan udah mulai berasa dengan kehadiran para pebalap dari negara lain dan kart yang lebih cepat.
Pebalap di usia 15-17 taun kalo udah punya pengalaman dan latar belakang yang bagus di ajang karting nasional bisa ikut CIK FIA Karting (ajang internasional kelas dunia). Tentu, di level ini dukungan dari sponsor atau federasi balap punya peranan penting supaya pebalap punya modal bagus buat ikut berlaga.
2. Formula 4, Ford atau Renault (tingkat awal).
Ini tahapan pertama buat seorang pebalap setelah lulus balap karting, ada 3 contoh kejuaraan di fase awal balapan single-seater ini, yaitu Formula Ford, Formula 4 dan Formula Renault.
Kita mulai dari Formula 4 (F4). Terbuka buat pebalap usia 14-21 taun, ajang ini bersifat kedaerahan, digelar dalam tingkat nasional tanpa ada kejuaraan dunianya. Banyak negara yang gelar F4; Australia, Uni Emirat, Tiongkok, Jepang dan kawasan Asean yang punya SEA F4. Seenggaknya ada 8 kejuaraan aktif di Eropa, termasuk F4 Prancis, Itali, Inggris dan Jerman. Benua Amerika punya F4 AS, NACAM dan Sudamericana. Nggak ada kejuaraan Formula Ford (FF), di Asia, FF cuma ada di Australia, Selandia Baru, Eropa, AS dan Kanada.
Mobil-mobil di level ini pake mesin berkapasitas 1600-2000cc dengan tenaga maksimum sampe 180 dk (daya kuda). Dengan spek mobil yang sama persis, kunci kesuksesan ada di keahlian pebalap sama strategi tim yang bagus.
mobil Formula Renault |
Sebagai bonus informasi, Selandia Baru punya Toyota Racing Series yang setingkat FR 2,0. Semua mobilnya bermesin Toyota 2ZZ-GE 1800cc dengan tenaga 200dk. Banyak lulusannya yang sukses, kayak Mitch Evans (sekarang di Formula E), Earl Bamber (juara Le Mans 2016), dan Lance Stroll (F1).
Secara umum, tiap seri kejuaraan ini diisi 4 balapan. Berapa poin yang bisa diraih lewat ajang F4? Juara F4 tingkat nasional dikasih 12 poin, 10 buat peringkat 2, 7 buat peringkat 5 terus sampe 1 poin buat posisi 7. Buat FR 2,0. Urutannya begini; peringkat 1 (10 poin), 2 (7 poin), 3 (5 poin), 4 (3 poin), dan 5 (1 poin).
3. Formula 3
Ini yang ngebedain antara pebalap amatiran dengan profesional. Mesin mobil Formula 3 (F3) relatif sama kayak ajang dibawahnya, 4 silinder berkapasitas 2,0 liter dengan tenaga 240 dk tapi aerodinamika dan kecepatannya lebih bagus daripada FR 2,0. Balapannya di setiap seri ada 3, 1 lebih sedikit dari F4.
Sama kayak F4 atau FR, F3 nggak mengenal sistem kejuaraan dunia. Ada 6 negara yang gelar ajang F3; Australia, Austria, Jepang, Swiss, Inggris Raya (BRDC F3), dan Brasil. Kalo di level benua ada F3 Asia (baru diadakan lagi setelah lama absen). Benua Eropa punya Euroformula Open Championship dan FIA F3 Championship yang akan diadakan tahun 2019. Secara umum, banyak peserta F3 yang pernah juara di ajang F4, FF, atau FR 2,0. Pastinya persaingan keras nggak bisa dihindarin di sini.
Seorang pebalap yang mendominasi ajang F3 pasti bakal dilirik tim besar dari F1. Contohnya ada Max Verstappen dan Lance Stroll yang masing-masing digaet Red Bull dan Williams.
Perolehan poin Superlicence dari F3 tingkat nasional sama kayak poin di FR 2,0, tapi di FIA F3 Eropa jauh lebih besar; 1(30), 2(25), 3(20), 4(10), 5(8), 6(6), 7(4), 8(3), 9(2), dan 10(1).
Hal yang wajib diperhatiin :
Setiap pebalap harus bisa beradaptasi sama lingkungan baru, termasuk tinggal di trailer atau motorhome bareng anggota tim. Kemampuan berbahasa internasional wajib dimiliki biar bisa bicara sama para anggota tim yang beragam asal negaranya. Para pencari bakat dari tim besar berdatangan pantau perkembangan karir pebalap yang tampil bagus dari tingkat awal.
Selanjutnya, sponsor. Turun di ajang karting sampe F3 butuh uang sampe ratusan ribu Euro atau bahkan jutaan. Ini sebabnya dukungan dari pihak sponsor jadi penting. Para sponsor pengen semua targetnya dicapai, artinya pebalap harus tampil bagus dan bisa jaga performa. Kalo gagal, bisa sulit cari sponsor lain atau dicabut dananya. Negara macem Inggris dan Jepang punya program pembinaan yang siap bantu para pebalap mudanya. Yayasan Racing Step Foundation sama Honda Dream Formula bantu banyak talenta muda ngerintis karir.
Beberapa pebalap muda gabung program akademi balap tim besar kayak SMP Racing, Prema, DAMS, Renault, Red Bull, Mclaren, Ferrari dll. Di sana mereka dapet pelatihan fisik sama teknik biar bisa jadi pebalap top. Tentu, ada biaya buat gabung dan tarifnya beragam sesuai tim dan tingkatan. Manfaatnya, mereka dapet dukungan teknis sama adminstratif (dana, logistik, dll.) dari tim itu buat ikut kejuaraan balapan.
Sampe sini dulu ya, nanti kita bahas lagi di bagian berikutnya. Dadaaah......
Sumber :
https://www.motorlat.com/notas/f1/3860/cuanto-cuesta-llegar-a-ser-piloto-de-formula-1
fiaformula4.com
fia.com/events/formula-4/season-2017/formula-4-championships
https://racecarsdirect.com/Advert/Details/78299/formula-renault-20
fiaf3europe.com/technical-regulations-2017/autoweek.com
https://sportku.com/read/26632/fia-f3-asia-musim-2018
sumber video (kanal Youtube) :
FIA
Jalopnik
www.youtube.com/user/ToyotaRacingSeries/
Komentar
Posting Komentar