Langsung ke konten utama

Para Juara Dunia yang Terlupakan

Buat para pebalap, motivasi bisa datang dari mana aja. Selain kecintaan akan dunia balap, mereka pengen jadi juara dunia. Setelah juara dunia, sebagian dari mereka mau pertahanin gelar atau pindah ke ajang lain buat cari tantangan baru. Tapi sayang, nggak semuanya bisa capai apa yang selanjutnya mereka mau, malah ada yang menurun prestasinya. Di sini gua mau ceritain beberapa pebalap juara dunia yang reputasinya menurun dan namanya terlupakan dari khalayak.


Mike di Meglio


Pebalap Prancis keturunan Itali ini pernah bersaing dengan pebalap-pebalap yang sekarang sukses besar macem Pol Espargaro, Jonas Folger, Tito Rabat, Scott Redding dan Marc Marquez. Mike udah ikut seri dunia sejak taun 2003 di kelas 125cc. Taun 2008 dia gabung tim unggulan waktu itu, tim Derbi Ajo yang juga diperkuat Pol Espargaro. Bersama tim yang udah lahirkan banyak pebalap top dunia itu Mike raih gelar dunia kelas 125cc. Ini gelar pebalap asal Prancis pertama setelah 8 taun puasa gelar.

Taun 2009 Mike naik kelas ke 250cc bareng tim Aspar, berduet ama Alvaro Bautista. Musim pertama nggak berjalan bagus buatnya. Kelas 250cc kemudian diganti dengan Moto2. Waktu itu semuanya baru, dan nggak ada istilah tim atau pebalap unggulan. Mike beberapa kali ganti tim dan ia nggak sekalipun raih podium atau menang selama ada di Moto2 (2010-2013) 

Setelah empat musim di Moto2 akhirnya dia diangkat tim MotoGP Avintia buat dipasangin ama Hector Barbera. Selama dua taun di sana (2014-15) dia cuma bisa di jajaran belakang. Taun 2016 dia diganti Loris Baz dan sampe sekarang dia jadi pebalap tes tim Aprilia.

Nico Terol


Nico termasuk pebalap yang cukup lama berkutat di ajang 125cc. Dia masuk kelas itu di taun 2004 sebagai wildcard, dan semusim penuh di taun berikutnya. Kemampuannya baru muncul di akhir dekade 2000an setelah gabung tim Jack Jones dan Aspar. Di usianya yang ke 23, Nico jadi juara dunia terakhir kelas 125cc di taun 2011, soalnya di taun berikutnya kelas Moto3 ganti kelas itu.

Taun berikutnya Nico naik ke kelas Moto2 dan masih bersama tim Aspar. Selang setaun, dia berhasil menang pertama kali di kelas itu di GP AS di sirkuit COTA, Austin, Texas. Selain itu dia juga menang dua kali lagi di taun itu dan masuk 5 besar Moto2 2013. Musim 2014 berjalan buruk buat pemuda asal kota Alcoy, Spanyol itu. Kiprah tim Aspar emang nggak bagus di saat itu, selain karena sasis Suter udah kalah bersaing dengan sasis Kalex. Nico juga kena imbasnya; malah dia cuma dapet 2 poin dan terdampar di posisi 28 klasemen.

Nico kemudian nyebrang ke ajang WSBK. Bersama tim Althea Ducati penampilannya nggak memuaskan, bahkan mundur di pertengahan musim. Selanjutnya dia turun kelas ke Supersport dan berhasil sekali naik podium. Musim 2016 dia direkrut MV Agusta Reparto Corse dan gagal bersaing sampe akhirnya dilepas di akhir musim. Pada Februari 2017 Nico umumkan mundur dari ajang Supersport, dan rencananya siap turun di kejuaraan baru MotoE 2019.

Sandro Cortese


Alessandro Cortese atau yang lebih dikenal dengan Sandro Cortese pernah ngerasain manisnya jadi pebalap terbaik di masanya. Pebalap keturunan Itali (sama kayak Di Meglio, bedanya dia berpaspor Jerman) malang melintang di berbagai tim GP125, sebelum akhirnya pindah ke KTM di taun 2012 yang juga taun pertama buat Moto3. Bersama tim unggulan ini Sandro berhasil jadi juara dunia pertama kelas Moto3. Ini gelar pertama pebalap Jerman setelah bertaun-taun lamanya sejak era Toni Mang.

Sandro buka karirnya di kelas moto2 di taun 2013. Pebalap yang suka pake nomer 11 ini gabung di tim Dynavolt Intact sampe 2017. Banyak orang bilang dia terlalu lama di tim itu yang bikin dia susah berkembang. Sandro memang belum pernah sekalipun menang dan lebih sering finis di jajaran tengah. Jarang dia merangsek ke 5 besar, sekalipun ada kesempatan dia gagal menang. Sebagian orang mungkin lupa dia pernah raih gelar dunia kelas Moto3 lima taun lalu, meskipun akhirnya dia bisa raih lagi gelar Juara Dunia setelah pindah ke World Supersport di 2018.

Sylvain Guintoli




Nama Sylvain Guintoli curi perhatian pemirsa MotoGP di taun 2007. Sylvain yang waktu itu di tim Yamaha Dunlop sempet mimpin balapan GP Le Mans yang hujan, padahal dia naik motor yang relatif nggak bagus. Sayangnya dia sempet kepleset dan finis ke-10 setelah bangkit lagi. Jauh sebelum itu, Sylvain pernah jajal ganasnya motor balap Yamaha 2-tak di kelas GP500 taun 2001 dan cukup lama turun di kelas 250cc dengan motor Aprilia.

Sylvain promosi ke kelas MotoGP taun 2007 dan bertarung di kelas itu selama dua musim. Masuk taun 2009 Sylvain hijrah ke ajang British Superbike (BSB) dan turun di satu ronde Superbike Dunia (WSBK). Dia baru dapet kesempatan turun semusim penuh di WSBK saat gabung tim Suzuki di 2010. Bakat balap sesungguhnya baru dibuktiin pas dia jajal Ducati dan Aprilia. Di tim yang terakhir disebut dia raih gelar juara dunia taun 2014 setelah berhasil unggulin tim Kawasaki yang kuat. Honda dan Yamaha pernah rekrut pebalap asal Montelimar, Prancis ini tapi performanya menurun drastis.

Sylvain akhirnya balik lagi ke ajang BSB. Karena dia dikontrak pabrikan Suzuki, dia juga sempet gantiin Alex Rins yang cedera di tim MotoGP. Kiprahnya di MotoGP setelah 10 taun absen biasa-biasa aja, cuma sekali dapet poin di GP Prancis.


sumber video : youtube.com/WorldSBK 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MOBIL BALAP TERHEBAT SEPANJANG MASA: Bagian 1

Porsche 917/30 “Can-Am Killer”   Ini mobil yang paling ‘gokil’ ceritanya. Banyak ahli dan pengamat dunia balap bilang mobil racikan Porsche-Audi ini sebagai mobil paling hebat yg pernah ada dalam sejarah balapan dunia. Anggapan ini nggak ada bohongnya sama sekali. Di taun 1972 Porsche ikut ajang balap Can-Am Series karena taun sebelumnya udah ada perubahan regulasi di Le Mans. Porsche 917 yang begitu hebat akhirnya dipertarungkan di ajang Can-Am. Performa mobil ini sangat gila; mesin twin-turbo 12 silindernya bisa sampe 1580 dk! Angka itu di capai di sesi kualifikasi aja karena di sesi balapan para mekanik nurunin tenanganya sampe 1100 dk. Akselerasinya juga secepat kilat; 0-100kmj dalam 1,9 detik, 0-200mpj (10,9 detik). Topspeed- nya ditaksir sampe 420kmj! Bahkan buat standar sekarang performa macem gitu nggak bisa ditandingi WEC, IndyCar, MotoGP, bahkan F1 sekalipun. Dikendarai Mark Donohue di balapan Bisa ditebak apa yg terjadi kemudian begitu Por...

Pebalap MotoGP yang Pernah Sukses Besar Di Usia Muda

Ketemu lagi sama Batheki di entri yang baru ini. Kita cari tau siapa aja pebalap MotoGP yang raih kesuksesan besar di usia 20 taun. Ini diitung juga dari jaman GP125cc dan GP250cc. Manuel Poggiali Pebalap asal San Marino yang kini udah berusia 33 taun mulai ikut seri balap motor dunia di taun 1999 dengan motor aprilia. Dua taun kemudian, di umur 18 taun, dia berhasil jadi juara dunia GP125cc bersama tim Gilera. Taun 2003 Manuel naik ke kelas GP250cc, direkrut tim aprilia. Penampilannya luar biasa; langsung bawa pulang gelar Juara Dunia GP250cc di musim pertamanya. Sebelumnya ada Tetsuya Harada yang jadi Juara Dunia di kesempatan pertamanya di taun 1993. juara musim 2003 Sayangnya cuma sampe situ aja kemampuan primanya keluar. Taun 2004 dia cuma 3x naik podium, bahkan sempet turun kelas ke GP125cc di taun 2005. Doi pernah banting stang jadi pemain futsal dan masuk timnas San Marino di 2011. Manuel akhirnya balik lagi ke dunia balap di taun 2013-14, ikut ajang...

TRAGEDI IMOLA 1994

poster GP Imola 1994 Jumat, 29 April 1994 Autodromo Enzo e Dino Ferrari (Imola) Imola, Emilia-Romagna, Italia Pebalap bernomor start 14 itu melaju kencang dengan mobil Jordan-Hart-nya. Memasuki tikungan Variante Bassa dia terlalu cepat dan saat menginjak kerb, mobilnya terbang! Mobil Jordan itu terhempas ke tembok ban dan hancur. Beberapa kali mobil itu terguling-guling, sedangkan pebalapnya masih ada di dalamnya. Mobil naas itu berhenti, mendarat terbalik dan pebalapnya masih terjebak di dalamnya. Para petugas medis bergegas menyelamatkan pebalap no. 14 itu dan tak lama ia dibawa ke klinik sirkuit. Kemudian helikopter datang. Sang pebalap dirujuk ke rumah sakit Maggiore di Bologna lewat jalur udara. Itu kejadian yang menimpa Rubens Barrichello, pebalap Brasil yang lolos dari maut di Jumat pada sesi kualifikasi GP San Marino 1994. Rubinho, panggian akrabnya, menderita patah tulang hidung dan lengannya digips. Dia merasa beruntung masih bisa hidup setelah kecelakaan ...